16 April 2009

BIARKANLAH KEHENDAK TUHAN YANG JADI

Saya mau kesaksian dikit tentang apa saya alami pas Ujian Nasional jaman SMP dulu. Semoga berguna bagi temen2 klas 3 yang mau Ujian Nasional.

Waktu itu namanya  masih Ebtanas dan mata pelajaran Matematika. Saya sudah belajar setengah mati untuk mempersiapkan hal itu tetapi ketika hari H tiba tak disangka soal2nya benar2 sulit. Dari 100 soal (seingetku sih) pilihan ganda tidak ada yg berhasil saya kerjakan. Saya sudah coba dan semua terlempau sulit sehingga banyak sekali soal yg terpaksa ditinggalkan tanpa jawaban. Padahal sudah berbagai rumus dipakai, tidak ada satupun jawaban yang cocok untuk dipilih. Bahkan ketika pengawas sudah mewanti-wanti : "Waktu kurang 5 menit lagi, silakan dicek kembali lembar jawabannya", saya belum berhasil mengerjakan satupun dan baru sekitar 50 soal saya lalui tanpa jawaban.

Ketika itulah saya merasa perlu menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan akhirnya saya berdoa, kira-kira begini (maap udah ribuah tahun yang lalu, jadi lupa kata-katanya)  : "Ya Tuhan, kiranya Kau mau menggerakkan pensil ini untuk memilih jawaban sesuai kehendak-Mu saja. Dan saya serahkan semuanya ke dalam tanganmu. Jadilah kehendakmu Tuhan, bukan kehendak saya." Kemudian dengan sedikit pesimis, saya memutuskan untuk memilih jawaban2 secara sembarang (ngawur), dan berharap Tuhan yang menyelesaikannya. Saya tidak membaca soal (karena pasti waktunya bakal terbuang nantinya) tetapi langsung 'mengurek2' setiap soal sambil berdoa : "Kiranya kehendak Tuhan yang jadi, bukan kehendak saya pribadi"

Setelah waktu habis, dan ujian selesai saya pulang dalam keadaan lemas, agak menyesali semua yang terjadi. Saya bertekad tidak akan membahas hal itu lagi dan tidak akan mengingat hal itu lagi. Setiap kali saya teringat ujian itu, saya merasa takut dan pesimis, tetapi saya langsung berdoa mengulangi kata-kata yg pernah saya ucapkan : "Kiranya kehendak Tuhan yang jadi, bukan kehendak saya pribadi", begitu seterusnya...

Betapa terkejutnya saya waktu pengumuman nilai ujian. Ternyata nilai Ebtanas Matematika saya cukup memuaskan : 8,23. Dan saya yakin itu bukan kebetulan belaka melainkan suatu mujizat dari Tuhan. Dan saya sangat bersyukur atas semua itu apalagi Nilai Ebtanas Murni (NEM)  saya (nilai totalnya) = 48,09 untuk 6 mata pelajaran sehingga saya berhasil menempati peringkat kesembilan NEM tertinggi di SMP saya. Sungguh diluar dugaan, saya hampir tidak percaya. Semua itu atas pertolongan Tuhan, terutama untuk mata pelajaran Matematika.

Tetapi sayang sekali saya tidak mengulang 'kesuksesan' itu 3 tahun sesudahnya (pas SMA). NEM saya jeblok karena saya akui pada waktu SMA saya suka bekerjasama dengan teman yg duduk di depan saya, sering cocok-cocokan jawaban, lirak sana lirik sini.  Bahkan untuk mata pelajaran Matematika saya mendapat nilai 4,00 (pada waktu itu bisa lulus). Saya malu pada Tuhan dan berjanji tidak akan bekerjasama dengan teman pada waktu ujian lagi. Dan terbukti Tuhan memberkati usaha saya dalam beberapa ujian seperti UMPTN dan CPNS. 

Jadi untuk teman2 yg mau ujian saya berpesan : Kerjakanlah sendiri dan serahkanlah kepada Tuhan. Biarlah kehendak Tuhan yang jadi atas hidupmu. Amin

With love,

dejongstebroer

1 komentar:

  1. hallo, departemen it..
    kapan renungan teman-teman pengurus bakal dimuat? apakah mungkin?

    BalasHapus