28 November 2010

LEBIH DARI PAHLAWAN


Ayat bacaan: Amsal 16:32
========================
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."



Pahlawan dimanapun dikenal dengan kegigihan mereka memperjuangkan sesuatu hingga titik darah terakhir. Tidak jarang para pahlawan ini harus gugur di medan perang, mengorbankan segala yang mereka miliki dalam berjuang. Karena itulah nama pahlawan akan selalu harum dikenal sepanjang masa. Coba lihat buku pelajaran adik-adik atau anak-anak kita, ada banyak nama pahlawan di sana dengan rincian perjuangan mereka. Tidak mudah untuk bisa menjadi seorang pahlawan. Semua orang ingin menjadi pahlawan, namun tidak semua orang bisa mencapainya. Tapi jika alkitab mencatat bahwa ada orang yang bisa melebihi kehebatan seorang pahlawan, atau bahkan melebihi orang yang berhasil merebut sebuah kota sekalipun seperti yang kita baca pada ayat bacaan hari ini: "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota" (Amsal 16:32), itu artinya ada sesuatu yang sangat penting yang harus kita miliki dalam diri kita. Tidak semua orang bisa menjadi pahlawan, tapi semua orang bisa lebih dari pahlawan. Itu kata alkitab. Hal itu tidak lain adalah kesabaran.

Sadarkah anda bahwa kita hidup di jaman yang menuntut segala sesuatu serba cepat? Makanan fast food terus tumbuh subur. Koneksi internet harus berkecepatan tertinggi, mobil harus secanggih mungkin, bermesin besar dan bertenaga besar agar bisa mendorong kendaraan untuk melaju sekencang-kencangnya. Buruh dituntut bekerja secepat-cepatnya dengan upah yang serendah mungkin. Jasa kurir terus berlomba menyediakan layanan paling cepat, sehari sampai ke seluruh pelosok daerah, jika tidak maka mereka akan tertinggal dan dilupakan orang. Orang tidak lagi sabar menghadapi kemacetan dan antrian. Jika dulu dikatakan time is money, sekarang time is a lot more than money. Anda ingin sukses? Cepatlah bertindak. Demikian kata seorang motivator. Semua ini membuat kita terus berlomba untuk semakin cepat. Efek sampingnya, kita terbentuk menjadi orang-orang yang tidak sabaran dalam segala hal, termasuk dalam hal rohani.

Lihatlah ketika kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan. Kita seringkali tidak sabaran dan terus mendesak Tuhan untuk memenuhi kehendak kita. Jika Yesus mengajarkan "jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.", yang menekankan kepada kehendak Tuhan lebih dari kehendak manusia manapun di bumi ini, kita justru bertindak sebaliknya. Jika Tuhan tidak segera menjawab, kita pun bisa bersungut-sungut bahkan meninggalkan Tuhan dengan segera, lalu pergi menuju alternatif-alternatif sesat yang ditawarkan dunia. Begitu tidak sabarnya manusia, sehingga hidup pun tidak lagi bisa nyaman, karena kita terus saja dikejar-kejar waktu.

Firman Tuhan hari ini mengajarkan sesuatu yang sangat penting. Di mata Tuhan, kesabaran itu memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan iman kita. Begitu penting hingga dikatakan bahwa orang yang sabar itu akan melebihi seorang pahlawan sekalipun. Orang yang mampu menguasai dirinya akan lebih besar dari orang yang mampu merebut sebuah kota sekalipun. Hidup di dunia yang menuntut serba cepat membuat kita sering melupakan firman Tuhan yang menekankan kesabaran terhadap segala sesuatu. Sabar menderita, sabar menghadapi fitnahan, sabar menghadapi segala sesuatu termasuk menunggu datangnya pertolongan Tuhan. Itu semua akan membuat iman kita bisa terus bertumbuh.

Yakobus berbicara panjang lebar mengenai kesabaran ini. "Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi." (Yakobus 5:7). Perhatikan, bukankah petani juga tidak langsung menuai hasil setelah lelah menanami lahannya? Jika petani saja harus menunggu hingga apa yang mereka tanam bisa menghasilkan sesuatu, maka kita pun hendaklah demikian. "Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!" (ay 8). Apa yang harus kita lakukan bukanlah bersungut-sungut atau saling mempersalahkan. (ay 9). Dan Yakobus pun mengingatkan kita untuk meneladani "penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan." (ay 10). Hidup mereka tidaklah mudah. Namun mereka semua menghadapi segalanya dengan kesabaran yang berakar pada keyakinan penuh akan Tuhan yang setia. Yakobus bahkan mengambil contoh Ayub, yang mendapat penderitaan begitu berat, namun pada akhirnya kita tahu apa yang terjadi. "Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan." (ay 11).

Sebutlah nama para orang pilihan Tuhan, maka kita akan bisa belajar dari kesabaran mereka. Abraham, Nuh, Musa, Yusuf, Daniel dan sebagainya hingga para rasul di Perjanjian Baru, mereka semua telah membuktikan bahwa iman yang teguh adalah iman yang selalu didasari dengan kesabaran. Memang sulit untuk bisa melatih diri agar mampu bersabar, namun sesulit apapun itu, kita bisa melakukannya. Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita, jauh lebih tahu dari apa yang kita anggap terbaik bagi diri kita sendiri. Karena itulah kita seharusnya menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Tuhan, biarlah kehendakNya yang terjadi dan bukan kehendak kita, dan untuk itu dibutuhkan kesabaran. "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar." (Yesaya 59:1) Apa yang harus kita lakukan adalah melatih diri kita untuk bersabar dan terus berjalan dengan iman. Pada saat yang tepat dan terbaik, tangan Tuhan akan terulur untuk melepaskan kita dari masalah apapun. "Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir" (Ibrani 6:19). Dengan demikian jalanilah hidup dengan pengharapan penuh. Meski jawaban tidak anda dapatkan hari ini, bersabarlah dan terus pegang janji Tuhan. Sebuah kesabaran akan membuat kita menjadi orang benar yang lebih berharga dari seorang pahlawan di mata Tuhan, karena dalam kesabaran terkandung keyakinan yang didasarkan pada iman. Jalankan apa yang bisa kita lakukan, lakukan sebaik-baiknya, dan lakukan dengan kesabaran. Pada saatnya nanti, kita akan bersukacita karena kesabaran ternyata mampu membawa kita menuai segala janji Tuhan.

Orang sabar melebihi seorang pahlawan


SUMBER : http://renungan-harian-online.blogspot.com/2010/03/lebih-dari-pahlawan.html

26 November 2010

KAISAR DAN BENIH


Ini adalah salah satu kisah inspirasional tentang integritas (kejujuran)

Pernah ada seorang kaisar di Timur Jauh yang sudah tua dan tahu sudah datang waktunya untuk memilih penggantinya. Ia tidak memilih dari salah seorang asistennya atau salah satu dari anak-anaknya sendiri, tetapi ia memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda.


Ia memanggil semua pemuda di dalam kerajaan bersama-sama dalam satu hari. Dia berkata, "Ini telah datang waktunya bagi saya untuk turun dan memilih kaisar berikutnya. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian." Anak-anak terkejut! Tetapi, sang kaisar melanjutkan. "Aku akan memberikan masing-masing dari kalian sebuah biji hari ini. Satu benih. Ini adalah benih yang sangat istimewa. Aku ingin kau pulang, menanam benih, disiram dan kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang Anda telah tumbuhkan dari satu biji ini. Aku akan menilai tanaman yang Anda berikan untuk saya, dan yang terbaik saya pilih dan akan menjadi kaisar kerajaan berikutnya! "

Ada seorang anak laki-laki yang bernama Ling berada di sana pada hari itu dan ia, seperti yang lain, menerima benih. Ia pulang ke rumah dan kepada ibunya dengan penuh semangat menceritakan keseluruhan cerita. Dia membantunya mendapatkan panci dan tanah penyemaian, lalu ia menanam benih dan menyiramny dengan hati-hati. Setiap hari ia menyirami itu dan memeriksa untuk melihat apakah telah tumbuh.

Setelah sekitar tiga minggu, beberapa pemuda lainnya mulai berbicara tentang bibit dan tanaman yang sudah mulai tumbuh. Ling terus pulang dan memeriksa benihnya, tapi tidak pernah tumbuh. Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Masih belum apa-apa.

Setiap saat orang lain selalu membicarakan tanaman mereka, namun Ling tidak punya tanaman, dan ia merasa gagal. Enam bulan berlalu, masiyang ada hanya pot. Dia hanya tahu bahwa ia telah membunuh benih. Orang lain pohon-pohon dan tanamannya tinggi, tapi dia punya apa-apa. Ling tidak berkata apa-apa kepada teman-temannya, namun. Dia hanya terus menunggu benih untuk tumbuh.
Setahun akhirnya berlalu dan semua pemuda dari kerajaan membawa tanaman mereka kepada kaisar untuk diperiksa. Ling mengatakan pada ibunya bahwa ia tidak akan membawa pot kosong. Tapi dia mendorongnya untuk pergi, dan untuk membawa poti, dan harus jujur tentang apa yang terjadi. Ling merasa malu, tapi ia tahu ibunya benar. Ia membawa potnya yang kosong ke istana.

Ketika Ling tiba, ia kagum melihat berbagai jenis tanaman tumbuh milik sluruh pemuda lain. Semua tanaman indah, dalam segala bentuk dan ukuran. Ling menaruh potnya yang kosong di lantai dan banyak pemuda lain menertawakannya. Beberapa pemuda menyindir kepadanya dan berkata, "Hei coba lihat ,bagus."

Ketika kaisar tiba, ia mengamati ruangan dan menyapa orang-orang muda. Ling hanya mencoba untuk bersembunyi di belakang. "Wah, tanamannya sudah besar, pohon-pohon dan bunga Anda telah tumbuh," kata sang kaisar. "Hari ini, salah satu dari kalian akan ditunjuk kaisar berikutnya!"

Tiba-tiba, sang kaisar melihat Ling di belakang ruangan dengan potnya yang kosong. Ia memerintahkan para penjaga untuk membawanya ke depan. Ling ketakutan. "Kaisar tahu aku gagal! Mungkin dia akan membunuhku!"

Ketika Ling sampai di depan, Kaisar menanyakan namanya. "Nama saya Ling," jawabnya. Semua anak-anak tertawa dan mengolok-oloknya. Kaisar meminta semua orang tenang. Ia menatap Ling, dan kemudian mengumumkan kepada orang banyak, "Lihatlah kaisar baru Anda! Namanya adalah Ling!" Ling tak mempercayainya. Ling tidak bisa menumbuhkan benihnya. Bagaimana ia bisa menjadi kaisar baru?

Kemudian kaisar berkata, "Satu tahun yang lalu dari hari ini, aku memberi semua orang di sini sebuah benih. Aku bilang Anda untuk mengambil benih, tanaman itu, menyirami, dan membawanya kembali kepadaku hari ini. Tapi aku memberi kalian semua benih yang telah direbus dan tidak akan tumbuh. Kalian semua, kecuali Ling, telah membawa saya tanaman dan pohon-pohon dan bunga. Bila Anda menemukan bahwa benih tidak akan tumbuh, Anda menggantinya dengan benih lain yang kuberikan padamu. Ling adalah satu-satunya dengan keberanian dan kejujuran untuk membawakan pot dengan benih yang saya berikan. Oleh karena itu, ia adalah orang yang akan menjadi kaisar baru! "

============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. Hal. 159-161. ISBN 978-6028-686-402.