10 Februari 2011

MENGASIHI TUHAN


Matius 22:37
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.



Begitu mudahnya orang Kristen berkata, “Aku mengasihi Engkau Tuhan.” Tampaknya mereka menganggap Tuhan gampang percaya dengan perkataan yang menghiasi bibirnya itu, sebab kita bisa melihat bahwa tak jarang tindakan orang yang menyebut dirinya Kristen tidak menunjukkan bahwa ia benar-benar mengasihi Tuhan. Misalnya, ia masih egois, mengejar harta dan kemuliaan duniawi bagi dirinya sendiri.

Kalau Tuhan menghendaki kita mengasihi Dia dengan segenap kehidupan kita, artinya Tuhan adalah pribadi yang harus paling dicintai, lebih dari segalanya yang lain dalam hidup ini. Ia menghendaki sikap hati yang benar di hadapan-Nya, bukan sekadar ucapan indah di bibir saja.Sikap hati yang benar itu adalah, dari dasar hati kita yang paling dalam harus mengalir pengakuan “Aku mengasihi Tuhan,” yang kemudian tercermin dalam hidup kita, sekalipun kita belum sempurna. Ia layak menerima itu sebab Ia adalah Allah, dan Mempelai Pria bagi kita.

Dalam Perjanjian Lama, Allah Bapa telah memberi isyarat yang jelas tentang hal ini, bahwa Ia adalah objek yang mesti dikasihi di atas segala sesuatu (Ul. 6:5, 5:9–10). Di zaman anugerah ini Tuhan Yesus telah memberi segala sesuatu bagi kita, maka sepantasnyalah kita mengasihi Dia.

Kasih kita kepada Yesus harus diwujudkan secara nyata, bukan saja ucapan mulut tetapi tindakan konkret. Kalau kita memberi segala sesuatu yang ada pada kita bagi Tuhan Yesus tanpa menyisakan apa-apa bagi diri kita sendiri, itulah kehidupan yang indah itu. Oleh sebab itu bertindaklah segera. Adalah suatu kehormatan kalau kita diperkenankan berkasih-kasihan dengan Tuhan.

Mengasihi Tuhan bukanlah sesuatu yang sulit, tetapi juga bukan sesuatu yang sederhana. Memiliki kasih akan Tuhan bukanlah karunia, tetapi sangat tergantung dari kehendak bebas kita sendiri. Kalau kita sungguh-sungguh memburu kehidupan yang mengasihi Tuhan, maka Tuhan pun akan membuka semua peluang, kesempatan dan sarana sehingga kita dapat mengasihi Dia secara benar dan optimal.

Mengasihi Tuhan bukan sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang progesif. Kalau seseorang sungguh-sungguh belajar mengasihi Tuhan dengan segenap hidupnya, maka Ia akan mengajarkan lebih lanjut bagaimana mengasihi-Nya dengan sempurna. Belajarlah mengasihi-Nya, dan niscaya ada proses perubahan ke arah yang lebih positif, sehingga kita pun akan menyadari bahwa kita memang mengasihi Tuhan.

Mengasihi Tuhan berarti menyerahkan segalanya kepada-Nya, tanpa menyisakan apa pun bagi diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar