16 Februari 2011

MENGASIHI SESAMA


Matius 22:39 "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"


Sebuah badan sosial di Amerika Serikat yang bernama Yayasan Carnegie mendapati bahwa agar dapat meraih keberhasilan dalam pekerjaan, maka kemampuan dalam membangun hubungan lebih penting daripada pengetahuan. Penelitian ulang oleh yayasan itu menunjukkan bahwa hanya lima belas persen dari kesuksesan seseorang ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan teknis tentang pekerjaannya, namun sebesar delapan puluh lima persen lagi ditentukan sikap pribadi dan kemampuan mereka dalam membangun hubungan dengan orang lain.

Alkitab memerintahkan kita untuk "ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (Efesus 4:32). Sesungguhnya, Alkitab menyatakan agar kita mengasihi "sesama" kita seperti diri sendiri (Matius 22:39). Dan sesama kita tidak hanya orang yang tinggal atau bekerja di dekat kita, tetapi setiap orang yang kita temui dalam perjalanan hidup kita, terutama mereka yang membutuhkan pertolongan.

Jadi, bersikap sopan, perhatian, dan peduli kepada sesama adalah prinsip rohani yang mendasar. Itu juga merupakan pedoman yang terpenting dalam mendapatkan hubungan yang menyenangkan dan membahagiakan. Sesungguhnya, hal itu pun merupakan kunci emas meraih keberhasilan kerja.

Tujuan kita meneladani semangat Kristus untuk sesama, semata-mata didasari oleh keinginan untuk taat kepada Allah dan bukan hanya keinginan untuk berhasil dalam pekerjaan. Lebih dari itu, tugas utama kita sebagai orang percaya adalah untuk mewujudkan dan mempraktikkan karakter yang mengasihi sesama seperti Tuhan kita.

Bagaimana kita mengasihi sesama? Seperti Tuhan mengasihi kita!

Tuhan mengasihi kita tanpa syarat, seperti itulah kita harus mengasihi sesama. Kasih yang bersyarat bertolak dari kata “kalau” atau “asal”. “Kalau kamu baik pada saya.”, “Asal kamu mengikuti apa maunya saya.” Itu bukan kasih yang Tuhan kehendaki.


Tuhan mengasihi kita tanpa pamrih, seperti itulah kita harus mengasihi sesama. Kasih yang berpamrih meminta balas jasa – balas jasa tidak selalu berupa materi, bisa juga berupa pengakuan atau kebangaan pribadi – Itu kasih yang tidak tulus. Palsu. Bukan kasih yang Tuhan kehendaki.


Tuhan mengasihi kita tanpa menuntut, sesuai apa adanya kita, seperti itulah kita harus mengasihi sesama. Kasih yang menuntut adalah kasih yang egois, berpusat pada diri sendiri.,Selfish. Hanya mau menerima, tetapi tidak mau memberi. Itu bukan kasih yang Tuhan kehendaki.


Mereka yang mengasihi Allah pasti mengasihi sesamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar