23 Januari 2012

POT YANG RETAK




Seorang pembawa air di Cina memiliki dua buah pot yang besar. Masing-masing digantung pada ujung tongkat yang ditaruh di lehernya. Salah satu potnya retak, sedangkanpot yang satunya masih dalam keadaan bagus dan selalu penuh dengan air. Pada akhir perjalanan yang panjang dari sungai ke rumah, pot yang retak itu hanya tinggal terisi setengah.

Hal ini berlangsung setap hari selama dua tahun. Pembawa air itu hanya membawa satu setengah pot saja. Tentu saja, pot yang masih bagus itu sangat bangga dengan apa yang telah ia lakukan. Kerja yang sempurna. Akan tetapi, pot yang retak itu merasa malu karena ketidaksempurnaanya. Ia merasa sangat sedih karena ia hanya bisa membawa setangah pot saja selama tugasnya.

Setelah dua tahun, ia merasa gagal. Suatu hari di pinggir sungai, ia berbicara kepada si pembawa air, "Aku merasa malu dengan diriku, retak yang ada padaku telah membuat air tumpah selama perjalanan ke rumah."

Si pembawa air itu berkata, "Apakah kamu tidak menyadari bahwa banyak bunga yang ada di jalanmu, tapi tidak di jalan pot yang satunya?"

Si pembaw air berkata lagi, "Itu karena aku selalu menyadari kerusakanmu, maka aku menanam bibit bunga di sepanjang jalanmu. Setiap hari ketika kita kembali, kamu telah menyiraminya. Selama dua tahun ini aku sudah bisa memetik bunga-bunga yang indah untuk menghiasi meja. Tanap dirimu dengan badan yang retak, tidak ada bunga-bunga yang indah yang menghiasi rumahku.

=====================================
Setiap orang memiliki sisi yang unik yang dapat membuat hidup menjadi lebih menarik dan bermanfaat


Sumber : TUTUR BIJAK DARI NEGERI CINA. Agatha P Ranjabar. 2007




1 komentar:

  1. "apa yang kamu lakukan kepada saudaraku yang paling kecil (hina), itulah yang kamu lakukan kepada-KU

    BalasHapus